Halaman

Andika Wiranata

Rabu, 18 Juli 2012

Contoh Feature


Soal UN Bocor ?
Oleh : Andika Wiranata
Sore hari ketika Wira sedang santai minum teh di teras dan ditemani biskuit kelapa yang renyah, tiba-tiba Arini, adik dari Wira tiba-tiba berteriak sambil menuju ke teras, “Hore..”, “Kenapa lu, Rin?” Wira langsung menyambut dengan pertanyaan  heran. “Ini kak, di televisi katanya soal Ujian Nasional bocor.. Asik..” jawab Arini. “Mang iya? gak mungkin bisa bocor lah orang diperketat pembuatan soalnya” tandas Wira. “Ih.. kaka batu.. tu liat aja di televisi tu, lagi pada hangat bahas soal kebocoran soal UN” Arini mencoba membela diri.
Seketika Wira langsung segera menaruh gelas teh, dan menuju ruang keluarga untuk melihat televisi yang sedang menayangkan berita soal kebocoran soal UN. “Mana dek ini cuma isu tuh..” Wira seraya menatap adiknya dengan sinis. “Yah, kaka biarin aja napa, buat adiknya seneng, minggu depan kan Arini UN kaka.. kaka mau adiknya yang cantik ini stres? Kaka juga pernah kan UN, kan?” Arini menjawab dengan nada yang kekanak-kanakan. “Iya, gue ngerti kok gimana tegang-tegangnya pikiran di detik-detik menjelang UN, gue juga pernah... Waktu gue SMA dulu juga isu kaya gitu sering muncul dan setiap tahun pasti ada” Wira dengan tenang menjelaskan.
Arini pun terdiam sejenak dan duduk lemas di samping kakanya, “Udah dek.. tenang aja... kaka yakin kok kamu bisa, kamu kan cantik juga pinter, kan?” Wira mencoba menghibur adiknya. “Emang waktu kaka UN, gak ada bocoran apa?” tanya Arini. “Ada, tapi kaka percaya sendiri sama kemampuan kaka sendiri dan doa kaka, gitu dek..” Arini mulai mengerti dan memikirkannya, Arini pun mengganti stasiun televisi untuk melihat acara berita yang lain. “Udah dek.. sekarang kamu belajar dan berdoa ya dek untuk minggu depan.. Jangan dipercaya kalau ada kunci-kunci jawaban gitu” Wira menasihati adiknya yang manja.
Keesokan harinya, tepatnya hari minggu, Wira membaca koran langganan ayahnya. “Rin.. rin.. bangun dong..” sambil ke kamar Arini dan membangunkan adiknya. “Apaan si ka?” jawab Arini sambil mengusap-usap matanya. “Ini dek headline di koran, liat deh..” Wira manunjukan halaman depan koran dengan judul yang dicetak tebal yang berjudul “WAMEN MENJAMIN SOAL UN TIDAK BOCOR”. Lalu Wira juga tidak menunjukan hanya satu koran saja, tapi dua koran yang headline utamanya hampir sama dengan koran yang pertama, di koran yang kedua berjudul “MENDIKNAS MENJAMIN PENDISTRIBUSIAN SOAL UN”, dan di koran yang ketiga bertuliskan “SOAL UN DIKAWAL KETAT APARAT”. “Tuh.. liat kan Rin..” Wira sambil mengusap-usap kepala adiknya.
“Oh.. iya ya.. ka..” Arini mengiyakan pernyataan kakanya itu. “Sekarang kamu banyak belajar ya dek.. jangan peduliin berita-berita dan rumor-rumor yang tidak jelas, tidak hanya di koran dan televisi yang ramai membicarakan soal kebocoran soal UN ko, di dunia maya dan jejaring sosial juga rame membicarakan soal UN yang bocor” tandas Wira kepada adiknya.
Akhirnya Arini bangun dari tempat tidurnya dan mulai membaca dengan seksama headline-headline yang ada di koran-koran tersebut. “Emm.. iya.. ka.. disini ditulis pendistribusian soal-soal UN dijaga dan dikawal oleh aparat berwenang juga setelah sampai di sekolah-sekolah pun, ruangan tempat menyimpan soal pun disegel rapat dan dijaga oleh aparat kepolisian, juga pembuatan soal UN tahun 2012 sekarang hanya dilakukan oleh empat perusahaan, tidak seperti tahun lalu yang masing-masing propinsi mencetaknya sendiri” Arini menceritakan.
Wira dan Arini pun akhirnya membaca headline-headline di koran itu dengan seksama dan penuh perhatian. Mereka pun berkesimpulan bahwa itu semua cuma sekadar isu yang memang setiap tahun menjadi bumbu pendamping dalam pelaksanaan Ujian Nasional. Arini pun mulai sadar kalau dia harus percaya pada kemampuan dirinya sendiri dan juga oleh doanya.
 Lalu, di jejaring sosial pun juga ramai diberitakan tentang kebocoran soal UN, banyak komentar-komentar mengenai hal itu. “Tuh dek bener kan dek dimana-mana pada sibuk urusin soal bocor, situasi kaya gini yang dimanfaatin segelintir orang untuk mangambil keuntungan dek” Wira manjelaskan. “Iya ka.. Arini bakal berusaha dan berdoa juga percaya sama kemampuan Arini sendiri ko kak”, “Gitu dong, Rin” sahut Wira. 
Ternyata benar apa yang dikatakan kakanya, ketika UN dilaksanakan pada hari pertama, Arini menerima sms kunci jawaban yang sumber pengirimnya tidak jelas dari mana pengirimnya. Akhirnya UN pun kelar dan Arini menjawab semua pertanyaan dengan kemampuannya sendiri dan tidak terpengaruh dengan kunci-kunci jawaban yang beredar luas dimana-mana itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih..